INCO garap 3 megaproyek senilai total USD8,6 miliar
Vale Indonesia (INCO) tengah menggarap 3 megaproyek senilai total USD8,6 miliar. Megaproyek tersebut adalah smelter nikel Bahodopi di Sulawesi Tengah senilai USD2,3 miliar, smelter nikel Sorowako Limonite di Sulawesi Selatan senilai USD1,8 miliar, dan smelter Pomalaa di Sulawesi Tenggara sebesar USD4,5 miliar. Ditargetkan smelter nikel Bahodopi akan menghasilkan 73 ribu ton nikel dalam FeNi. Proyek ini diperkirakan menghabiskan investasi USD2,3 miliar tersebut untuk fasilitas penlahan nikel Reduction Kiln-Electric Furnace (RKEF) dan tambang. Pengerjaan proyek tersebut akan berlangsung pada 2022-2025 dengan bekerja sama dengan Taiyuan Iron & Steel (Group) Co Ltd (Tisco) dan Shandong Xinhai Technology Co Ltd (Xinhai). Sementara untuk proyek Sorowako Limonite, pabrik ini akan menghasilkan 60 ribu ton nikel dalam MHP (mixed hydroxide precipitate). Perseroan akan membangun pabrik, investasi pada tambang, dan juga fasilitas lainnya di Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Nilai investasi pada proyek ini mencapai USD1,8 miliar dengan bekerja sama dengan Huayou. Perseroan juga berencana untuk menggandeng pabrikan mobil listrik global lainnya. Selain itu perseroan juga akan membangun fasilitas penlahan di Pomalaa, Sulawesi Tenggara dengan kapasitas produksi tahunan 120.000 ton Nikel dalam Mixed Hydroxide Precipitate (MSP). Dalam proyek ini, perseroan juga bekerjasama dengan Huayou Dalam proyek Sorowako dan Pomalaa, Vale Indonesia akan memiliki dan menperasikan 100% dari tambang. Sedangkan pabrik yang dibangun itu merupakan hasil joint venture antara perseroan dan Huayou dengan kepemilikan perseroan sebesar 30%.