Kembali
Poultry

CPIN - Boosted by seasonal demand

Devi Harjoto, Alfiansyah 18 April 2022

Laba bersih turun 5,8% YoY pada 2021 menjadi Rp3,6 triliun Menanti kenaikan permintaan secara seasonal ditengah puasa dan lebaran Rekomendasi “BUY” dengan target harga Rp6.250 per saham Penurunan laba bersih karena kenaikan beban Laba bersih CPIN turun 5,8% YoY pada 2021 menjadi Rp3,62 triliun (+Rp944,95 miliar QoQ). Penurunan laba bersih YoY tersebut disebabkan oleh kenaikan beban pokok yang naik 27,1% YoY pada 2021, lebih dibandingkan net sales yang meningkat 21,6% YoY pada 2021 menjadi Rp51,7 triliun (+16,3% QoQ). Sehingga, margin laba kotor CPIN turun dari 19,4% pada 2020 menjadi 15,7% pada 2021. Kemudian, beban operasional hanya meningkat 2,8% YoY pada 2021 ditengah kenaikan beban penjualan dari gaji pegawai yang sebagian dikompensasi dari pendapatan operasional lain-lain dari pembukuan profit penjualan ayam afkir. Sehingga, margin operasional turun dari 12,1% pada 2020 menjadi 9,5% pada 2021. CPIN mencatatkan penurunan pendapatan keuangan 40,2% YoY pada 2021 seiring dengan penurunan suku bunga. Dari segi neraca, net gearing CPIN meningkat dari 0,08x pada 2020 menjadi 0,17x pada 2021. Ditopang oleh kenaikan margin DOC Pertumbuhan pendapatan CPIN pada 2021 utamanya didorong segmen broiler yang tumbuh 40,5% YoY menjadi Rp29,3 triliun, sehingga kontribusinya meningkat dari 31,4 % pada 2020 menjadi 33,3%. Akan tetapi, secara profitabilitas, segmen broiler mencatatkan rugi operasional. Namun, secara profitabilitas, CPIN ditopang oleh segmen DOC dengan margin 18,4% pada 2021, dibandingkan dengan rugi bersih pada tahun 2020 ditengah kenaikan ASP. Penjualan segmen DOC juga meningkat 44,0% YoY pada 2021 menjadi Rp8,5 triliun, dengan kontribusi mencapai 9,7%. Adapun, penjualan segmen processed chicken juga meningkat 23,9% YoY pada 2021, tetapi margin berkurang dari 14,8% pada 2020 menjadi 11,1%. Adapun, segmen pakan ternak masih mendominasi penjualan CPIN, naik 24,5 %YoY pada 2021, dengan kontribusi menurun dari 47,8% pada 2020 menjadi 44,9%. Inflasi menjadi ancaman utama Kami memperkirakan pendapatan CPIN dapat tumbuh pada 8% YoY tahun 2022 yang terdorong dari peningkatan mobilitas masyarakat dan peningkatan daya beli, ditengah kasus covid-19 yang terkendali, vaksinasi sehingga mendorong permintaan dari industry hospitality dan tingkat retail terutama pada 2Q22 bertepatan dengan puasa dan lebaran. Akan tetapi, kami melihat tantangan dari kenaikan inflasi pangan terutama dari jagung dan kedelai karena adanya konflik geopolitik antara Ukraina-Rusia yang menyebabkan supply ketat dan harga komoditas energy yang meningkat dapat mempengaruhi margin CPIN. Kemudian, kami melihat oversupply yang meningkat pasca lebaran karena permintaan cenderung mereda karena adanya potensi inflasi yang mempengaruhi daya beli. Kami memperkirakan margin CPIN dapat berpotensi tertekan. Rekomendasi BUY ditengah peningkatan daya beli Kami mempertahankan rekomendasi BUY saham CPIN dengan target harga Rp6,250 , yang menggambarkan PE 2022 pada 18,29x. Rekomendasi kami ini didasari dengan pertimbangan sebagai berikut: 1) potensi peningkatan permintaan yang tinggi terutama pada 2Q22 ditengah adanya puasa dan lebaran; 2) posisi CPIN sebagai market leader dan bisnis yang terintegrasi sehingga lebih efisien; 3) neraca yang kuat. Namun, kami masih mencatat beberapa resiko yakni 1) inflasi yang mempengaruhi daya beli dan peningkatan beban CPIN; 2) depresiasi IDR terhadap dolar AS setelah kenaikan suku bunga 3) permintaan yang lebih lemah daripada proyeksi karena resiko pembatasan; 4) kenaikan supply DOC dan broiler.

Unduh

Related Article

CPIN - Charoen Pokphand Indonesia
CPIN targetkan pendapatan tumbuh 15% tahun ini
16 Juni 2016 Lihat Detail
CPIN - Charoen Pokphand Indonesia
CPIN ekspor perdana ke Papua Nugini
15 Maret 2017 Lihat Detail
CPIN - Charoen Pokphand Indonesia
CPIN bukukan laba bersih 1H22 Rp2,42 triliun
04 Agustus 2022 Lihat Detail