ANTM loss revenue USD 300 juta jika UU Minerba berlaku
Aneka Tambang (ANTM) memprediksi akan kehilangan pendapatan hingga USD 300 juta bila pelarangan ekspor bijih mineral tetap diberlakukan mulai 12 Januari 2014, dengan asumsi produksi bijih mineral nikel sekitar 10 juta ton, dan harga USD 30 juta per ton. Perseroan berharap diperbolehkan melakukan ekspor hingga 3 tahun ke depan, karena kini perseroan melakukan ekspansi untuk peleburan bijih di Pomalaa dan Kolaka yang membutuhkan biaya besar. Sementara itu pemerintah berencana melakukan relaksasi ekspor berupa pengaturan kadar pemurnian, dan pada bijih mentah nikel, hanya mineral nikel pig iron yang turun kadar pemurniannya dari 6% menjadi 4%, sedangkan mineral nikel matte tetap pada kadar pemurnian 70% serta feronikel 10%. r Aneka Tambang (ANTM) menghabiskan dana hingga Rp10,9 miliar untuk biaya eksplorasi sepanjang Desember 2013 yang difokuskan pada komoditas emas, nikel, dan bauksit. Untuk eksplorasi emas, total biaya sebesar Rp6,7 miliar, sementara untuk eksplorasi nikel sebesar Rp3 miliar, dan untuk komoditas bauksit, eksplorasi sebesar Rp1,2 miliar.