Kembali
ANTM - Aneka Tambang (Persero)

Bahana (DX) - Metal Sector Commentary - Recommend UNDERWEIGHT Metal Sector - Recommend REDUCE ANTM &

Update Sektor Logam --UNDERWEIGHT-- r Semata-mata Suram r Pajak ekspor bijih mulai berlaku bulan ini; Negatif bagi ANTM Perhatian besar muncul bagi para investor sektor komoditas Indonesia karena adanya risiko yang timbul dari kebijakan yang ada. Mulai bulan Mei 2012 perusahaan pertambangan logam tidak diperbolehkan lagi untuk mengekspor tambang yang masih alami (misal bijih nikel) kecuali perusahaan tersebut berencana untuk membangun peleburan pada tahun 2014. Selain itu, hingga tanggal 6 Mei 2012, ekspor untuk komoditas alami dipajaki 20%. Hal ini tentu akan membawa pengaruh besar bagi ANTM karena sekitar 30% dari pendapatannya dikontribusikan dari penjualan bijih nikel. Sebaliknya, sedikit dampak yang akan terasa bagi INCO dan TINS karena mereka tidak menjual produk bijih logam alami. r UNDERWEIGHT berdasarkan prospek harga yang melemah; Berpengaruh bagi ANTM & TINS Terlepas dari hambatan domestik yang berasal dari risiko dari kebijakan, menurut Bahana (DX) harga logam memiliki prospek yang suram seiring dengan menurunnya permintaan dunia diakibatkan oleh melemahnya ekonomi Cina dan ketidakpastian ekonomi Eropa. Berikut penjelasan kondisi permintaan-penawaran atas logam : • Timah : sejak awal tahun hinggal kuartal I/2012, harga timah mengalami kenaikan hampir 23% dikarenakan gangguan pemasokan akibat buruknya kondisi cuaca. Namun, DX memperkirakan harga timah akan kembali ke level dasarnya setelah teratasinya kendala cuaca mulai kuartal II/2012. DX menyadari harga timah telah kembali, naik sekitar 14% ytd, dan menurut DX harga tersebut tidaklah terlalu menarik seiring dengan prospek ekonomi global. • Nikel : Turun 8% ytd, prospek harga nikel lebih buruk daripada timah, karena nikel tidak hanya terpengaruh oleh pengaruh ketidakpastian dunia, namun juga oleh tingginya persediaan akibat nickel boom tahun 2008. r Maka, DX tetap mempergunakan penilaian kasar untuk harga logam dan memberikan peringkat UNDERWEIGHT untuk sektor, yang diperdagangkan pada 11,3x 2012 PE. DX tahu bahwa angka tersebut bernilai 8% premium untuk regional, namun sektor logam Indonesia diperdagangkan pada diskon. Oleh karena itu, DX memperkirakan 11% pasar akan underperformance terutama bagi sektor tambang logam yang akan berlangsung pada kuartal II/2012. r Penurunan marjin yang akan berlangsung pada kuartal II/2012; Earnings turun Hasil terakhir kuartal I/2012 pada perusahaan tambang logam menunjukan kemunduran marjin di kuartal I/2011 diikuti oleh menurunnya harga jual rata-rata (average selling price/ASP) pada kuartal I/2012 di tengah ketidakpastian ekonomi global. Pada kuartal II/2012, DX memperkirakan earnings tahunan akan tetap buruk, khusunya untuk harga logam di kuartal II/2011. Oleh karena itu, DX telah menurunkan earnings ANTM 2012-2014 sebanyak 16%-24% untuk larangan 20% ekspor bijih. Sementara itu, DX juga telah menurunkan earnings INCO 2012-2014 sebanyak 20%-22% seiring dengan penurunan estimasi volume produksi dan meningkatnya biaya maintenance. DX mempertahankan TINS karena angka TINS secara uumum sesuai dengan angka estimasi DX, meski 29% lebih rendah dari angka estimasi konsensus. Sekali lagi, REDUCE pada ANTM dan TINS, namun HOLD pada INCO.

Related Research

Mining
ANTM - Pinning hopes on nickel
Devi Harjoto 28 September 2022 Lihat Detail
Mining
ANTM - Expect Earnings Turnaround in The Following Quarters
Benyamin Mikael 21 Mei 2024 Lihat Detail
Mining
ANTM - From mining excellence to powering the future
Benyamin Mikael 12 Januari 2024 Lihat Detail