CIMB (YU) Recommend Maintain UNDERPERFORM UNVR - TP 13,000 (Downgrade from 16,000)
Unilever baru saja mengumumkan dividen final sebesar Rp 344/saham. Hal ini merupakan kejutan positif bagi pemegang saham, namun menyebabkan kenaikan biaya bunga. Sebagai tanggapan akan hal ini, CIMB (YU) memangkas perkiraan laba sebesar 1.4%-3.4% sehingga mengurangi target harga sebesar Rp 300 menjadi Rp 13,000. r Unilever baru saja mengumumkan dividen final sebesar Rp 344 kamis lalu. Dividen ini merupakan tambahan dari dividen interim sebesar Rp 100/saham yang dibayar pada bulan November sehingga total dividen menjadi Rp 444/saham. Jumlah ini mewakili kenaikan 11% dari tahun lalu. Pada FY09, Unilever membayar Rp 399/saham. Total seluruh dividen 2010 sebesar Rp 3.38 triliun, mengindikasikan pembayaran 100% dan yield 3%. r Pengumuman dividen ini mengejutkan YU, karena YU memperkirakan penurunan rasio pembayaran menjadi 80% untuk mendanai capex Rp 2.3 triliun. YU memproyeksikan Rp 355/saham. Pasar nampaknya memandang positif hal ini, meskipun tidak sepenuhnya memahami pembiayaan yang dilibatkan. r Biaya kas pada 1Q11 mengalami lonjakan sebesar Rp 864 milyar menjadi Rp 1.2 triliun, dari level sebelumnya Rp 317.8 milyar pada akhir FY10. Perbaikan ini berasal dari perputaran siklus kas operasional yang mengalami penurunan hingga 17 hari pada 1Q11 dari 25 hari pada 4Q10. Penguatan neraca kas belum memadai untuk menutup dividen Rp 6.2 triliun yang dijadwalkan akan dibagikan sekitar bulan Juli. Oleh karena itu Unilever kemungkinan akan mencari pendanaan sebelum Juli, yang menurut perkiraan YU sebesar Rp 1.5 triliun. Per 1Q11, perseroan tidak meniliki hutang. r Dengan asumsi pembayaran dividen interim tahun ini sebesar Rp 100/saham pada bulan Desember, YU memperkirakan bahwa Unilever harus mempersiapkan hutang rata-rata sebesar Rp 1 triliun sepanjang tahun, untuk mempertahankan rasio cash to COGS sebesar 4%-5% pada akhir tahun. r Memperhitungkan hutang sebesar Rp 1 triliun, YU memangkas perkiraan laba inti FY11-13 sebesar 1.4%-3.4% untuk memfaktorkan biaya bunga dengan asumsi biaya hutang sebesar 7.5%, sesuai dengan level historis. Dengan hutang lebih dari Rp 1 triliun dari neraca FY11, net gearing dapat mengalami kenaikan menjadi 13%, dengan biaya bunga diperkirakan sebesar Rp 56 milyar.