BNI menahan ekspansi kreditnya
Bank Negara Indonesia (BBNI) menahan ekspansi kreditnya di tahun 2010 karena masih terkendala di permodalan. Menurut perseroan, setiap pinjaman sebesar Rp 1 triliun akan menggerus CAR sebesar 0,2%-0,3%. Perseroan akan sedikit mengerem untuk sektor UKM khususnya sektor menengah, karena UKM mencatatkan NPL terbesar. Komposisi UKM dan korporasi akan berubah, perseroan akan fokus ke korporasi infrastruktur, khususnya sektor menengah mencatatkan kredit bermasalah (NPL) terbesar di atas 8%. Hingga semester I 2010 kredit hanya tumbuh 5% dari target awal tahun tumbuh sebesar 17%. BNI merevisi target kreditnya dan diupayakan mencapai 14%. Salah satu penyebab rendahnya penyaluran kredit karena proses pencairan yang tidak dilakukan dari proyek-proyek infrastruktur. Seperti jalan tol yang terhambat oleh permasalahan perizinan kepemilikan tanah. Hal ini mengakibatkan undisbursed loan mencapai Rp 25 triliun. Perseroan mengharapkan kredit akan mencapai Rp 130 triliun di 2010 atau hanya lebih besar Rp 10 triliun jika dibandingkan dengan akhir 2009 yang mencapai Rp 120 triliun. Permodalan yang menjadi masalah diharapkan akan tertutup oleh rencana perseroan melakukan penawaran saham terbatas (rights issue). Perseroan berencana melakukan rights issue lagi sejumlah 3,3 miliar saham, sehingga komposisinya 60% dimiliki pemerintah dan 40% dimiliki publik.