SMRA - Pencapaian kinerja 1H22 yang solid
Realisasi marketing sales SMRA 7M22 sebesar 54,6% dari target
SMRA bukukan laba bersih 1H22 Rp255 miliar
Kami mempertahankan rekomendasi BUY dan target harga Rp720/saham yang didukungoleh tumbuhnya recurring income dan take-up rate yang baik
SMRA bukukan marketing sales 7M22 Rp2,7 triliun SMRA membukukan marketing sales sebesar Rp2,7 triliun sepanjang tujuh bulan pertama tahun2022, turun 10,3% YoY dan setara dengan 54,6% dari target tahun 2022 sebesar Rp5 triliun. Penurunan tersebut disebabkan oleh tidak adanya transaksi prapenjualan untuk proyek SummareconBogor (SBG) pada 7M22 dari sebelumnya sebesar Rp577 miliar pada 7M21. Sementara SummareconSerpong (SSP) masih menjadi kontributor terbesar marketing sales mencapai 57,6% dan mencatatkankenaikan sebesar 24,1% YoY menjadi Rp1,6 triliun pada 7M22. Summarecon Karawang (SKW) danSummarecon Bekasi (SBK) juga mencatatkan kenaikan prapenjualan masing-masing sebesar 4,5% YoYdan 16,6% YoY menjadi Rp121 miliar dan Rp454 miliar pada 7M22. Sedangkan Summarecon Bandung(SBD), Summarecon Makassar (SMK), dan Summarecon Kelapa Gading (SKG) mengalami penurunanmarketing sales masing-masing sebesar 11,4% YoY, 31% YoY, dan 2,3% YoY menjadi Rp416 miliar, Rp103 miliar, dan Rp62 miliar pada 7M22. Adapun dari jenis produk, rumah tapak menjadi kontributor utama prapenjualan 7M22 sebesar 67,2% atau setara dengan Rp2,2 triliun. Pendapatan SMRA 1H22 meningkat 11,0% YoY Pendapatan SMRA meningkat sebesar 11,0% YoY menjadi Rp2,7 triliun sepanjang enam bulanpertama tahun 2022 yang didukung oleh naiknya recurring income. Sementara development revenuerelatif flat atau turun tipis sebesar 0,3% YoY menjadi sebesar Rp1,7 triliun pada 1H22. Pendapatanbangunan komersial dan kavling membukukan kenaikan masing-masing sebesar 133,7% YoY dan371,4% YoY menjadi Rp498 miliar dan Rp162 miliar pada 1H22. Namun, kenaikan itu terkompensasi dengan turunnya pendapatan rumah sebesar 32,9% YoY menjadi Rp813 miliar pada 1H22. Sementaraitu, recurring income meningkat sebesar 38,9% YoY menjadi Rp986 miliar pada 1H22, terutamadisebabkan oleh menguatnya pendapatan dari mal dan retail serta hotel masing-masing sebesar 39,5% YoY dan 54,3% YoY menjadi Rp635 miliar dan Rp108 miliar pada 1H22. Kontribusi recurringincome terhadap total pendapatan meningkat dari 28,9% pada 1H21 menjadi 36.1% pada 1H22. Laba bersih SMRA 1H22 meningkat 134,6% YoY Kenaikan pendapatan dan penurunan COGS rumah tapak mendorong pertumbuhan GPM SMRA dari 48,3% pada 1H21 menjadi 53,2% pada 1H22. OPM perseroan juga meningkat dari 28,9% pada 1H21menjadi 33,2% pada 1H22. Sementara itu, SMRA berhasil menjaga beban keuangan yang tercermindari flatnya beban tersebut di level Rp552 miliar pada 1H22. Untuk itu, laba bersih meningkat 134,6%YoY menjadi Rp255 miliar pada 1H22 dengan NPM di level 9,3% dari 4,4% pada 1H21. Kami mempertahankan rekomendasi BUY dengan target harga Rp720/saham SMRA berhasil membukukan kinerja keuangan yang cukup solid hingga semester pertama tahun ini. Perbaikan ekonomi dan brand awarness perseroan yang baik menjadi penopang bagi pertumbuhankinerja kedepannya. Ditambah juga kondisi pandemi Covid-19 yang diperkirakan dapat terjagameskipun tengah mengalami kenaikan angka positif covid, turut mendukung pertumbuhan performaSMRA dari sisi recurring income. Porsi pendapatan berkelanjutan terhadap total pendapatan terus meningkat hingga berada di level 36,1% pada 1H22 yang ditopang oleh kenaikan pendapatan mal danretail serta hote. Disamping itu, perseroan juga memiliki neraca sehat dengan net gearing yangrendah di level 33,2% pada 1H22 sehingga mendukung fleksibilitas dalam melakukan ekspansi. Kendati demikan, kami mempertimbangkan rencana kenaikan tingkat suku bunga yang akanberdampak negatif bagi industri properti terkait cukup tingginya porsi konsumen yang melakukanpembelian properti dengan kredit perbankan. Untuk itu, kami tetap mempertahankan rekomendasi BUY untuk SMRA namun menurunkan target harga dari Rp780/saham menjadi Rp720/saham.
Download