SMRA - Pencapaian kinerja 1Q22 yang solid
Realisasi marketing sales SMRA 1Q22 sebesar 28,7% dari target
SMRA bukukan laba bersih 1Q22 Rp175 miliar
Kami mempertahankan rekomendasi BUY dan target harga Rp780/saham yang didukungoleh membaiknya recurring income dan take-up rate yang solid
SMRA bukukan marketing sales 1Q22 Rp1n4 triliun SMRA membukukan marketing sales sebesar Rp1,4 triliun sepanjang tiga bulan pertama tahun 2022, turun 58,7% YoY dan setara dengan 28,7% dari target tahun 2022 sebesar Rp5 triliun. Pencapaiantersebut ditopang oleh kenaikan signifikan dari penjualan proyek Summareon Serpong (SSP) yangmencapai 101,6% YoY menjadi Rp892 miliar pada 1Q22. SSP sekaligus menjadi kontributor utamadari prapenjualan 1Q22 sebesar 62,2%. Sementara marketing sales dari lokasi lain mengalami penurunan dimana Summarecon Bekasi (SBK) dan Summarecon Bandung (SBD) masing-masingmelemah sebesar 2,1% YoY dan 11,6% YoY menjadi Rp252 miliar dan Rp204 miliar pada 1Q22. Summarecon Kelapa Gading juga mengalami penurunan hingga 56,7% YoY menjadi Rp26 miliar pada1Q22 seiring makin terbatasnya persediaan lahan di wilayah tersebut. Sedangkan Summarecon Bogor (SBG) hingga 1Q22, belum membukukan marketing sales dibandingkan periode yang sama tahunsebelumnya sebesar Rp577 miliar. Adapun dari jenis produk, rumah tapak menjadi kontributor utamaprapenjualan 1Q22 sebesar 72,8% atau setara dengan Rp1 triliun. Pendapatan SMRA 1Q22 meningkat 37,3% YoY Pendapatan SMRA meningkat sebesar 37,3% YoY menjadi Rp1,5 triliun sepanjang tiga bulan pertamatahun 2022 yang didukung oleh naiknya development revenue dan recurring income. Development revenue meningkat sebesar 36,1% YoY menjadi Rp1,0 triliun pada 1Q22 yang ditopang oleh kenaikanpenjualan bangunan komersial sebesar 196,8% YoY menjadi Rp450 miliar. Pendapatan apartemenmeningkat hampir 18x lipat YoY mencapai Rp163 miliar pada 1Q22. Namun, pendapatan rumahtapak mengalami penurunan sebesar 49,9% YoY menjadi Rp222 miliar pada 1Q22. Kontribusi development revenue terhadap total pendapatan turun dari 69,8% pada 1Q21 menjadi 69,2% pada1Q22. Sementara itu, recurring income meningkat sebesar 40,0% YoY menjadi Rp452 miliar pada1Q22, terutama disebabkan oleh menguatnya pendapatan dari mal dan retail serta hotel masing- masing sebesar 52,6% YoY dan 42,8% YoY menjadi Rp287 miliar dan Rp44 miliar. SMRA bukukan laba bersih 1Q22 Rp175 miliar Kenaikan pendapatan dan penurunan COGS rumah tapak mendorong pertumbuhan GPM SMRA dari 45,8% pada 1Q21 menjadi 56,7% pada 1Q22. OPM perseroan juga meningkat dari 26,3% pada 1Q21menjadi 38,8% pada 1Q22. Sementara itu, SMRA membukukan kenaikan beban keuangan sebesar 33,7% YoY menjadi Rp276 miliar pada 1Q22. Kendati demikian, laba bersih perseroan meningkat 367,9% YoY menjadi Rp175 miliar pada 1Q22 dengan NPM di level 11,9% dari 3,5% pada 1Q21. Kami mempertahankan rekomendasi BUY dengan target harga Rp780/saham Membaiknya angka pandemi Covid-19 dan bahkan berangsur-angsur akan menjadi endemi, membawa dampak positif bagi pemulihan ekonomi pada umumnya dan juga bagi performaperseroan. Tidak hanya development revenue yang membukukan kenaikan, namun juga recurringincome seiring terus meningkatnya tingkat kunjungan masyarakat ke pusat perbelanjaan danbanyaknya jumlah masyarakat yang melakukan liburan sehingga mendorong pendapatan hotel perseroan. Di sisi development revenue, area komersial juga membukukan take-up rate yang solidsehingga dapat mendukung pencapaian marketing sales hingga kuartal pertama tahun ini. NeracaSMRA juga berada dalam kondisi yang sehat dengan net gearing yang rendah di level 33,9% pada1Q22 sehingga mendukung fleksibilitas perseroan dalam melakukan ekspansi. Kendati demikian, kami mempertimbangkan rencana kenaikan tingkat suku bunga yang akan berdampak negatif bagi industri properti. Untuk itu, kami tetap mempertahankan rekomendasi BUY untuk SMRA namunmenurunkan target harga dari Rp850/saham menjadi Rp780/saham.
Download