CPIN - Facing headwind from raw material price hikes
Laba bersih turun 28,9% YoY pada 1Q22 menjadi Rp1,9 triliun Performa akan dipengaruhi oleh inflasi dan perbaikan daya beli Rekomendasi “BUY” dengan target harga Rp6.930 per saham Kontraksi margin dari kenaikan harga raw materials Laba bersih CPIN turun 28,9% YoY pada 1Q22 menjadi Rp1,19 triliun (+26,1% QoQ). Penurunan laba bersih YoY akibat dari pertumbuhan beban pokok yang lebih tinggi 21,5% YoY pada 1Q22 seiring dengan kenaikan harga raw material, dibandingkan dengan net sales yang mencapai 15,2% YoY menjadi Rp14,3 triliun (1,4% QoQ). Sehingga, GPM terkontraksi dari 21,0% pada 1Q21 menjadi 16,7% pada 1Q22. Kemudian, beban operasional naik 19,6% YoY utamanya dari beban penjualan dari kenaikan beban gaji. Tetapi, CPIN mencatatkan kenaikan pendapatan operasional lain-lain pada 1Q22 karena kenaikan laba neto penjualan ayam afkir. Sehingga, margin operasional turun dari 15,4% pada 1Q21 menjadi 10,8% pada 1Q22. Adapun, CPIN penurunan pendapatan keuangan 68,7% YoY pada 1Q22 ditengah penurunan suku bunga. Net gearing membaik menjadi 14,7% pada 1Q22. Penurunan margin segmen broiler dan DOC Kenaikan net sales CPIN YoY secara umum didorong oleh kenaikan dari broiler yang meningkat 34,1% YoY pada 1Q22, disusul oleh pakan ternak yang naik 22,9% YoY, processed chicken +31,5% YoY dan DoC yang tumbuh 15,4% YoY. Kontribusi segmen broiler turun ari 44,0% pada 1Q21 menjadi 42,5% pada 1Q22. Kemudian, segmen broiler meningkat dari 33,9% pada 1Q21 menjadi 35,7% pada 1Q22. Dari segi profitabilitas, margin produk pakan ternak meningkat dari 8,0% pada 1Q21 menjadi 9,2% pada 1Q22. Akan tetapi, segmen broiler mencatatkan kerugian dibandingkan 7,7% pada 1Q21. Sedangkan, margin DoC juga terkontraksi dari 10,6% pada 1Q21 menjadi 12,4% pada 1Q22. Penguatan daya beli ditengah ancaman inflasi Kami memperkirakan pendapatan CPIN dapat tumbuh pada 8% YoY tahun 2022 yang terdorong dari konsumsi yang menguat yang terindikasi dari IKK pada Mei 2022 yang mencapai 128,9 atau zona optimistis ditengah peningkatan mobilitas, mendorong kunjungan rekreasi dan ritel. Akan tetapi, kami melihat tantangan dari peningkatan harga raw materials, ditengah peningkatan harga soft commodities dari konflik geopolitik, juga factor cuaca di AS dan curah hujan yang tinggi di provinsi penghasil jagung sehingga menyulitkan panen. Saat ini, harga jagung meningkat 127,5% YoY menjadi USD7,37 per bushel. Di sisi lain, kami memperkirakan kebijakan pemerintah untuk mengontrol inflasi pangan dapat berpengaruh pada frekuensi afkir yang dilakukan pemerintah tahun ini, sehingga ASP broiler dan DOC dapat berpotensi tertahan. Namun, kami cukup optimistis terhada kapasitas CPIN yang mempunyai lini produksi terintegrasi, sehinga margin dapat cenderung lebih terjaga. Rekomendasi BUY ditengah usaha terintegrasi Kami mempertahankan rekomendasi BUY saham CPIN dengan target harga Rp6.930, yang menggambarkan PE 2022 pada 21,65x. Rekomendasi kami ini didasari dengan pertimbangan sebagai berikut: 1) potensi peningkatan permintaan yang tinggi terutama pada 1Q-2Q22 ditengah adanya puasa dan lebaran; 2) posisi CPIN sebagai market leader dan bisnis yang terintegrasi sehingga lebih efisien; 3) neraca yang kuat. Namun, kami masih mencatat beberapa resiko yakni 1) inflasi yang mempengaruhi daya beli dan peningkatan beban CPIN; 2) depresiasi IDR terhadap dolar AS setelah kenaikan suku bunga 3) permintaan yang lebih lemah daripada proyeksi karena resiko pembatasan; 4) kenaikan supply DOC dan broiler.
Unduh