ISAT targetkan porsi utang USD 75% dan Rupiah 25% di 2015
Indosat (ISAT) berupaya mengurangi eksposur dollar AS dalam neraca keuangannya. Strategi yang dilakukan perseroan adalah mengubah struktur utang dari utang bermata uang dollar AS menjadi rupiah. Perseroan berencana melakukan pembelian kembali (buyback) obligasi berdenominasi dollar AS yang akan jatuh tempo pada tahun 2020. Tahun 2015 perseroan menargetkan dari USD 1 miliar utang, porsi utang rupiah dan dollar AS 75% dan 25% dari saat ini masing-masing 50%. Obligasi yang akan di-buyback merupakan guaranteed notes yang diterbitkan anak usaha perseroan, yaitu Indosat Palapa Company B.V. (IPBV) yang berdomisili di Amsterdam senilai total USD 650 juta dengan bunga 7,37% per tahun. Surat utang ini akan jatuh tempo pada 29 Juli 2020. Namun IPBV memiliki opsi untuk membayar lebih awal tahun 2015. Sebelum 29 Juli 2015, perusahaan mempunyai hak opsi untuk melakukan buyback seluruh atau sebagian dari nilai pokok guaranteed notes. Harga buyback setara dengan 100% nilai pokok ditambah premium tertentu. Jika buyback dilakukan pada dan setelah 29 Juli 2015, IPBV juga akan bisa melakukan sebagian atau seluruh dari nilai pokok terutang di harga tertentu. Ada opsi lain yang telah disepakati antara perusahaan dan kreditur, yaitu buyback bisa dilakukan setiap saat asal ada pemberitahuan tidak kurang dari 30 hari atau lebih dari 60 hari. Harga buyback ditentukan 100% dari nilai pokok ditambah bunga dan jumlah tambahan yang belum dan masih harus dibayar sampai dengan tanggal buyback. Opsi ini dilakukan bila ada perubahan tertentu yang mempengaruhi potongan pajak di Indonesia dan Belanda. Ketentuan lain, jika ada perubahan kendali pada IPBV, maka kreditur guaranteed notes berhak meminta anak usaha ISAT membeli kembali seluruh atau sebagian obligasi milik mereka. Rencana buyback ini dilakukan agar perseroan bisa membukukan kinerja positif.