NPL BBCA per 1H16 1,4% dinilai dapat ditoleransi
Manajemen Bank Central Asia (BBCA) menilai bahwa meningkatnya rasio kredit bermasalah (NPL) perseroan pada akhir Juni 2016 menjadi 1,4% dibandingkan Juni 2015 masih dapat ditoleransi. Outstanding portofolio kredit tercatat sebesar Rp 387 triliun pada akhir Juni 2016, naik 11,5% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, didorong oleh penyaluran kredit korporasi sebesar Rp 135,4 triliun. Kredit komersil dan usaha kecil dan menengah (UKM) mencapai Rp 146,5 triliun. Sementara kredit konsumer mencapai Rp 105,2 triliun, kredit pemilikan rumah dan kredit kendaraan bermotor masing-masing sebesar Rp 6,17 triliun dan Rp 34 triliun serta outstanding kartu kredit mencapai Rp 9,5 triliun. Pada semester I 2016 BCA membentuk tambahan cadangan biaya sebesar Rp 2 triliun untuk mempertahankan kecukupan cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan. Per Juni 2016 rasio cadangan terhadap total kredit bermasalah tercatat sebesar 193%. BCA secara proaktif mempertahankan posisi likuiditas dan basis permodalan yang solid. Pada periode itu rasio kredit terhadap pendanaan tercatat sebesar 77,9%, rasio kecukupan modal mencapai 20,3%. Dana pihak ketiga meningkat sebesar 7,8% YoY menjadi Rp 490,6 triliun pada akhir Juni 2016, ditopang oleh pertumbuhan rekening giro dan tabungan (CASA). Dana CASA tumbuh 10,2% secara tahunan mencapai Rp 381,3 triliun, berkontribusi sebesar 77,7% terhadap dana pihak ketiga BCA pada akhir Juni 2016.