KLBF - Perbaikan ekonomi topang performa bisnis di masa depan
Divisi distribusi dan logistik menjadi penopang pertumbuhan pendapatan
KLBF bukukan laba bersih 2021 sebesar Rp3,2 triliun
Kami mempertahankan rekomendasi BUY dengan target harga Rp1.850/saham, didukungoleh membaiknya ekonomi, meningkatnya permintaan, dan neraca yang solid
KLBF bukukan pendapatan 2021 Rp26,3 triliun Pendapatan KLBF meningkat sebesar 13,6% YoY menjadi Rp26,3 triliun sepanjang tahun 2021 yangterutama didukung oleh kenaikan pendapatan divisi distribusi dan logistik. Penjualan domestikmeningkat 13,7% YoY menjadi Rp25,0 triliun pada 2021 yang terutama didukung oleh kenaikanpendapatan segmen distribusi dan logistik sebesar 25,8% YoY, diikuti oleh pendapatan divisi obat resep dan produk kesehatan yang juga tumbuh masing-masing sebesar 15,6% YoY dan 7,6% YoY. Pendapatan divisi nutrisi juga membukukan peningkatan tipis sebesar 1,2% YoY. Sementara itu, penjualan ekspor meningkat sebesar 12,2% YoY menjadi Rp1,2 triliun pada 2021 yang terutamaditopang oleh pertumbuhan penjualan divisi nutrisi sebesar 39,5% YoY. Divisi distribusi dan logistikmeningkat signifikan hingga 81,9% YoY. Sementara divisi obat resep dan produk kesehatan masing- masing meningkat 6,3% YoY dan 3,5% YoY. Kontribusi penjualan ekspor terhadap pendapatanstagnan di level 4,8% pada 2021. Laba bersih meningkat 16,5% YoY pada 2021 Laba kotor meningkat 10,1% YoY menjadi Rp11,3 triliun pada 2021 dengan GPM yang mengalami penurunan menjadi 43,0% dari 44,3% pada 2020 yang disebabkan oleh perubahan portofolio produk. Sementara OPM turun tipis dari 15,4% pada 2020 menjadi 15,3% pada 2021 seiring kenaikan biayaoperasional yang relatif terjaga. Sementara itu, pada 2021 perseroan mengalami rugi selisih kurs sebesar Rp20 miliar dari sebelumnya laba sebesar Rp30 miliar pada 2020. Namun, kerugian tersebut terkompensasi dengan penurunan beban bunga sebesar 35,9% YoY dan kenaikan bagian laba atas entitas asosiasi hingga hampir 4x lipat YoY. Untuk itu, laba bersih KLBF meningkat sebesar 16,5% YoYmenjadi Rp3,2 triliun pada 2021 dengan NPM di level 12,1%, meningkat dari 11,8% pada 2020. Divisi distribusi dan logistik menjadi penopang kinerja 2021 Divisi obat resep membukukan kenaikan pendapatan sebesar 14,8% YoY menjadi Rp5,7 triliun yangsalah satunya didukung oleh meningkatnya kunjungan pasien ke rumah sakit. Namun, GPM divisi tersebut turun dari 53,4% pada 2020 menjadi 52,8% pada 2021 seiring bauran portofolio produk. Sementara itu, pendapatan divisi produk kesehatan meningkat 7,1% YoY menjadi Rp3,6 triliun pada2021 yang diantaranya didukung oleh kenaikan penjualan vitamin dan suplemen, dengan GPM yangmeningkat menjadi 59,0% dari 57,8% pada 2020. Pendapatan divisi distribusi dan logistik sebagai kontributor terbesar meningkat sebesar 25,8% YoY menjadi Rp9,8 triliun pada 2021 dengan GPMstabil di level 29,5%. Adapun pendapatan divisi nutrisi membukukan kenaikan sebesar 2,5% YoYmenjadi Rp7,2 triliun pada 2021 dengan margin yang melemah menjadi 51,5% dari 53,0% pada 2020. Kami mempertahankan rekomendasi BUY dengan target harga Rp1.850/saham Seiring dengan membaiknya pandemi Covid-19 yang bahkan diikuti dengan ekspektasi transisi kearah endemi, memberikan dampak positif bagi pemulihan ekonomi. Kondisi ini tidak hanya terefleksi pada kondisi keuangan KLBF sepanjang tahun 2021, namun juga tercermin dari target penjualan padatahun 2022. Di tahun ini, perseroan menargetkan penjualan tumbuh pada kisaran 11-15% yangditopang oleh performa seluruh divisi. KLBF juga menganggarkan belanja modal sebesar Rp1 triliun di tahun ini yang akan digunakan untuk perluasan kapasitas produksi dan distribusi. Sementara itu, perseroan juga terus melakukan inovasi produk sehingga dapat menjangkau berbagai segmen, baikmenengah atas maupun bawah. Perubahan perilaku masyrakat yang cenderung beralih ke produk- produk yang lebih murah dapat dijangkau KLBF dengan menghadirkan varian yang terjangkau. Di sisi lain, untuk mengkompensasi dampak terhadap penurunan margin, perseroan juga mengembangkanproduk-produk yang memiliki margin relatif tinggi, salah satunya biosimilar. Tidak luput juga, seiringdengan perkembangan digital, platform B2C-Klikdokter (telemedicine) dan B2B-EMOS & Mostrans juga terus didorong oleh perseroan. Ditambah juga, KLBF memiliki neraca yang solid dengan posisi net cash di tahun 2021 yang dapat menopang dan memberikan fleksibiliatas bagi perseroan dalammelakukan ekspansi. Berdasarkan pertimbangan tersebut, kami tetap mempertahankan rekomdasi BUY untuk saham KLBF dengan target harga Rp1.850/saham.
Unduh