Kembali
Mining

PTBA - Blessings from tight supply and strong demands

Devi Harjoto, Alfiansyah 15 Juni 2022

Laba bersih PTBA naik signifikan 354,6% YoY pada 1Q22 menjadi Rp2,3 triliun ASP PTBA diproyeksi masih melanjutkan peningkatan tahun 2022 Rekomendasi “BUY” dengan target harga Rp4,780 per saham Kenaikan ASP dan volume mendorong perolehan laba Laba bersih PTBA tumbuh 354,6% YoY pada 1Q22 menjadi Rp2,28 triliun (- 27,8% QoQ). Kenaikan laba bersih tersebut ditopang oleh pendapatan yang meningkat 105,4% YoY pada 1Q22 menjadi Rp8,21 triliun (-17,0% QoQ), utamanya karena peningkatan peningkatan ASP 73,0% YoY (+13,9% QoQ) menjadi Rp1.159 juta pada 1Q22. Kemudian, volume penjualan juga tumbuh 18,0% YoY pada 1Q22 menjadi 7,0 juta MT, ditengah peningkatan produksi 40% YoY pada 1Q22 menjadi 6,3 juta MT (+140% QoQ). GPM PTBA juga naik signifikan dari 25,5% pada 1Q21 menjadi 42,1% pada 1Q22, kendati beban pokok yang meningkat dari peningkatan jasa pertambangan. Kemudian, beban operasional naik 16,5% YoY pada 1Q22 dari beban umum dan administrasi dari peningkatan gaji karyawan. Adapun, EBITDA margin naik dari 22% pada 1Q21 menjadi 41% pada 1Q22 ditengah kenaikan cash cost yang terkendali 28,6% YoY (+13,6% QoQ) pada 1Q22. Kemudian, pendapatan keuangan naik 101,4% YoY pada 1Q22 karena peningkatan kas. Dari segi neraca, mempertahankan net cash pada 1Q22. Peningkatan penjualan ekspor ditengah permintaan global yang naik Penjualan PTBA pada 1Q22, didominasi oleh penjualan domestik dengan 67%, atau menurun dari 69%, akan tetapi telah memenuhi DMO 83%. Tetapi, porsi penjualan ekspor meningkat menjadi 33% yang didominasi oleh penjualan ke India dengan 12% pada 1Q22 ditengah peningkatan. Akan tetapi, penjualan ke Cina berkurang dibandingkan dengan 1Q21, hanya berkontribusi 5% terhadap keseluruhan penjualan PTBA, yang menurut kami, akibat dari adanya penutupan di Shanghai yang mempengaruhi demand terhadap industri. Ketatnya kondisi supply menopang harga batubara global Kami mempertahankan proyeksi kami atas produksi dan volume penjualan sebesar 36 juta MT sebelummya. Sedangkan, kami mempertahankan proyeksi atas ASP sebesar Rp1,15 juta per MT, dengan mempertimbangkan pergerakkan Newcastle coal price yang mencapai USD390 per MT dan ICI 3 yang mencapai USD137 per MT pada Juni 2022, seiring dengan supply yang masih tertekan terutama pada 1H22. Akan tetapi, kami memperkirakan bahwa harga batubara dapat berpotensi koreksi pada 2H22, ditengah peningkatan suku bunga yang lebih agresif, peningkatan produksi batubara di Cina dan potensi pelemahan permintaan global karena inflasi yang tinggi. Untuk mendorong volume penjualan, PTBA akan meningkatkan kapasitas transportasi, dengan menargetkan kapasitas kereta dan pelabuhan dapat mencapai 52 juta MT pada 2024 dan 72 juta MT pada 2026. Rekomendasi “BUY” solidnya neraca dan diversifikasi usaha Kami merekomendasikan BUY dengan target harga Rp4.780 per saham atau merefleksikan valuasi PE 2022E pada 3,83x. Pertimbangan kami antara lain 1) valuasi yang atraktif; 2) posisi net cash; 3) ASP yang kuat; 4) diversifikasi ke bisnis PLTS dan hilirisasi batubara, juga PLT mulut tambang yang menopang performa dalam jangka panjang; 5) proyek ekstensifikasi angkutan batubara, gasifikasi dan PLTS juga dan 6) penguatan USD. Namun kami melihat adapun resiko atas rekomendasi kami yakni 1) potensi koreksi karena kenaikan suku bunga dan pelambatan permintaan dari Cina; 2) gangguan cuaca; 3) tren peralihan permintaan ke energy terbarukan lebih cepat dibandingkan perkiraan; 4) ketidakpastian konflik dan 5) resiko perubahan kebijakan pemerintah.

Unduh

Related Article

PTBA - Tambang Batubara Bukit Asam
PTBA efisiensi Rp 4 triliun
09 September 2016 Lihat Detail
PTBA - Tambang Batubara Bukit Asam
Rencana Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) untuk melakukan buyba...
Lihat Detail
PTBA - Tambang Batubara Bukit Asam
Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) menargetkan bisa memproduksi...
Lihat Detail