Kembali
BBCA - Bank Central Asia

BBCA masih rugi jalankan bisnis e-money

20 September 2017

Bank Central Asia (BBCA) menyatakan masih rugi dalam menjalankan bisnis uang elektronik. Dalam bisnis uang elektronik, perseroan mencatatkan biaya yang dikeluarkan sekitar Rp 50 miliar – Rp 80 miliar per tahun. Biaya itu digunakan untuk penerbitan kartu, maintanance mesin isi ulang di setiap titik, ditambah pemasangan mesin top up pada 35 gerbang tol. Selain itu ada fee agreement dengan Jasa Marga (JSMR). Dengan pengeluaran sekitar Rp 50 miliar – Rp 80 miliar, perseroan hanya mampu mendapatkan pendapatan dari uang elektronik sekitar Rp 15 miliar per tahun. Walaupun kartu Flazz perseroan sekitar 13 juta, tetapi kartu Flazz bersaldo hanya sekitar 4,5 juta - 5 juta kartu saja. Bank Central Asia (BBCA) masih mengkaji rencana pengenaan biaya pengisian saldo uang elektronik (e-money) seiring dengan keputusan Himpunan Bank-bank Negara (Himbara) untuk tidak memungut biaya isi ulang e-money tersebut. Perseroan mengalokasikan dana untuk e-money BCA, Flazz, mencapai Rp 80 miliar tiap tahun. Dana tersebut termasuk untuk pemeliharaan (maintanance) mesin EDC (Electronic Data Capture). BCA akan tetap melihat ke depan dengan memprioritaskan kepentingan nasabah, tetapi tidak menutup kemungkinan membebankan biaya isi ulang e-money ke nasabah.

Related Research

Banking & Finance
BBCA - Leveraging recovery momentum
Devi Harjoto, Budi Rustanto 25 April 2022 Lihat Detail
Banking & Finance
BBCA - Another robust bank only (11M24) earnings; ‘25F to contin...
Akhmad Nurcahyadi 19 Desember 2024 Lihat Detail
Banking & Finance
BBCA - Buoyant 1Q24 earnings growth
Akhmad Nurcahyadi 23 April 2024 Lihat Detail