Kembali
PTBA - Tambang Batubara Bukit Asam

PTBA jual batu bara ke Cina pada kuartal III atau IV 2016

25 Agustus 2016

Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) akan kembali menjual batu bara ke Cina pada kuartal III atau kuartal IV 2016 dengan harga yang bagus. Sebelumnya PTBA tidak menjual batu bara ke China karena harga jual di Cina sangat rendah. Saat ini di Cina tengah menerapkan kebijakan mengurangi waktu bekerja yang berdampak pada kapasitas produksi batu bara Cina turun sebesar 600 juta ton per tahun. Kapasitas produksi batu bara Cina mencapai 2,5 miliar ton per tahun dengan tingkat konsumsi batu bara sebanyak 1,5 miliar miliar ton per tahun. Sedangkan produksi batu bara Indonesia saat ini diprediksi hanya 300 juta ton per tahun. Dengan selisih itu ditambah adanya permintaan negara-negara baru yang mengkonsumsi batu bara, perseroan memperkirakan masih cukup tinggi sehingga mendorong harga batu bara naik. Mengenai harga rata-rata batu bara PTBA, maka harganya masih dalam harga yang premium. Dengan batu bara yang dimiliki perseroan dengan kalori 6.100 dan bila dikonversi dengan indeks Newcastle, maka PTBA masih mendapatkan harga di atas sekitar USD 4 per ton. Saat ini jumlah cadangan batu bara di Indonesia mencapai 31 miliar ton dan PTBA memiliki 10% atau 3,1 miliar ton. Apabila produksi PTBA saat ini 30 juta ton per tahun, maka ketersediaan batu bara perseroan bisa mencapai 100 tahun lagi. PTBA menargetkan produksi batu bara pada tahun 2024 sebanyak 100 juta ton per tahun dan menjadi produsen batu bara terbesar di Indonesia. Sedangkan pada tahun 2016 perseroan menargetkan penjualan batu bara 29,17 juta ton atau naik 51% dari tahun sebelumnya 19,10 juta ton. Dengan demikian rencana produksi dan pembeliannya sebesar 28,32 juta ton atau 37% dibanding tahun sebelumnya sekitar 20,74 juta ton.

Related Research

Mining
PTBA - Enjoying the ride
Devi Harjoto 31 Agustus 2022 Lihat Detail
Mining
PTBA - Sector Headwinds Limit Re-rating Potential
Laurencia Hiemas 21 Mei 2025 Lihat Detail
Mining
PTBA - Blessings from tight supply and strong demands
Devi Harjoto, Alfiansyah 15 Juni 2022 Lihat Detail