Back
Mining

ADRO - Supported by already high coal prices

Devi Harjoto, Alfiansyah 23 May 2022

Laba bersih ADRO naik tajam 457,6% YoY pada 1Q22 menjadi USD400,0 juta ASP diperkirakan tinggi pada 1H22, akibat supply dan konflik geopolitik Rekomendasi “BUY” dengan target harga Rp3.950 per saham Kenaikan laba bersih signifikan dan peningkatan margin Laba bersih ADRO meningkat tajam 457,6% YoY pada 1Q22 menjadi USD440,01 juta (-22,0% QoQ). Kenaikan laba bersih ADRO ditopang oleh kenaikan pendapatan 77,0% YoY pada 1Q22 menjadi USD1,22 miliar (-14,0% QoQ). Peningkatan pendapatan juga diikuti kenaikan GPM dari 27,4% pada 1Q21 menjadi 49,2% pada 1Q22 kendati beban pokok naik 24,0% YoY. EBITDA margin ADRO juga meningkat dari 35,3% pada 1Q21 menjadi 61,6% pada 1Q22. Kemudian, beban operasional berhasil dikurangi 15,5% YoY pada 1Q22 terbantu oleh pencatatan laba dari bagian investasi sebesar USD14,3 juta dibandingkan kerugian yang dicatatkan sebesar USD17,0 juta pada 1Q21. Sehingga, margin operasional meningkat dari 19,3% pada 1Q21 menjadi 45,3% pada 1Q22. Kemudian, ADRO juga mencatatkan bagian atas JV USD69,6 juta pada 1Q22 dibandingkan kerugian sebesar USD1,67 juta pada tahun sebelumnya. Net gearing pada 1Q22 mencapai 0,02x pada 1Q22. Performa ditopang oleh ASP ditengah supply yang ketat Pertumbuhan pendapatan ADRO pada 1Q22 karena peningkatan ASP sebesar 86% YoY ditopang penguatan permintaan batubara ditengah kondisi supply yang ketat karena faktor curah hujan yang tinggi. Di sisi lain, produksi ADRO menurun 6% YoY menjadi 12,2 juta MT sehingga mendorong penjualan yang juga berkurang 3% YoY pada 1Q22 menjadi 12,2 juta MT yang juga akibat adanya pemberhentian ekspor batubara oleh kebijakan pemerintah. Kemudian, stripping ratio berada pada 3,97x pada 1Q22 dengan overburden removal menurun 8% YoY mencapai 48,2 MBCM. Dari area penjualan, penjualan ekspor meningkat 89,6% YoY pada 1Q22, terutama dari India yang tumbuh 259,1% YoY yang berkontribusi sekitar 20,8% terhadap penjualan ekspor. Tetapi, penjualan ke Cina hanya naik 9,6% YoY, dengan kontribusi turun signifikan dari 22,9% pada 1Q21 menjadi 13,2% pada 1Q22 karena adanya lockdown. Permintaan yang masih kuat kendati resiko meningkat Kami menurunakan proyeksi produksi ADRO pada tahun ini menjadi 50 juta ton pada 2022, dengan memperkirakan strip ratio akan cenderung stabil pada 4,1x. Dari segi ASP, kami memperkirakan akan tetap tinggi setidaknya pada 1H22, yang pada Mei pada ICI4 mencapai USD89 per MT, ditengah ketatnya supply dari produsen batubara dan konflik Rusia-Ukraina yang mendorong volatilitas harga energy. Akan tetapi, kami memperkirakan harga batubara berpeluang koreksi pada 2H22, ditengah harapan meredanya konflik bersenjata, normalisasi supply dan pengetatan moneter, juga kebijakan peningkatan produksi di Cina untuk meredakan inflasi PPI. Kemudian, kami memproyeksi EBITDA ADRO akan meningkat menjadi USD2,2-2,3 miliar pada 2022. Disamping itu, kami memandang positif rencana inovasi ADRO untuk mendiversifkasi bisnis pada renewable energy untuk mereduksi resiko dalam jangka panjang. Akan tetapi, kami memandang resiko dari perlambatan ekonomi Cina dan kenaikan suku bunga dapat berpotensi mengkoreksi harga energy, termasuk batubara. Rekomendasi BUY ditengah kekuatan ADRO dengan produksi yang efisien Kami merekomendasikan BUY dengan target harga Rp3.950 per saham, yang merefleksikan valuasi PE 2022E pada 4,38x. Dasar atas pertimbangan rekomendasi kami yakni 1) recovery ekonomi global yang berlanjut; 2) diversifikasi ke segmen non-batubara, dan listrik juga portolio batubara,dan energy terbarukan; 3) integrasi vertical sehingga dapat mendorong efisiensi produksi; 4) keunggulan produk batubara ADRO yang lebih bersih; 5) menguatnya US dollar yang berlanjut dan 6) neraca yang kuat. Namun, kami mencatat beberapa resiko yakni 1) potensi koreksi harga batubara 2) produksi yang lebih lambat dibandingkan perkirakaan 3) tren pemakaian renewable energy dan 4) dan kenaikan suku bunga.

Download

Related Article

ADRO - Adaro Energy
ADRO pangkas capex dan target produksi tahun ini
19 August 2020 See Detail
ADRO - Adaro Energy
Konsorsium ADRO akan mulai bangun PLTU Jateng
18 January 2016 See Detail
ADRO - Adaro Energy
Anak usaha ADRO digugat di arbitrase Singapura
08 September 2014 See Detail