ANTM - EV development prompts to brighter future
Laba bersih ANTM naik 132,5% YoY pada 1Q22 Rp1,5 triliun Permintaan nikel domestic yang meningkat dari banyaknya fasilitas smelter Rekomendasi “BUY” dengan target harga Rp3.030 per saham Efisiensi dan penurunan beban keuangan mendorong performa bottom line Laba bersih ANTM pada 1Q22 meningkat 132,5% YoY menjadi Rp1,47 triliun (+868,6% QoQ). Pertumbuhan laba bersih tersebut terbantu oleh efisiensi. Sedangkan, pendapatan naik 5,8% YoY pada 1Q22 menjadi Rp9,75 triliun (- 18,6% QoQ). GPM meningkat dari 17,7% pada 1Q21 menjadi 25,1% pada 1Q22 ditengah penurunan beban pokok 3,8% YoY. Kemudian, beban operasional berkurang 0,24% YoY pada 1Q22 ditengah penurunan beban umum dan administrasi dari beban sewa. Sehingga, margin operasional naik dari 8,6% pada 1Q21 menjadi 16,6% pada 1Q22. ANTM membukukan kenaikan bagian keuntungan dari entitas asosiasi Rp232,7 miliar, naik 82,3% YoY pada 1Q22. Sedangkan, beban keuangan juga menurun 106,6% YoY pada 1Q22 menjadi Rp39,8 miliar. Neraca membaik dengan net cash pada 1Q22. Top line ditopang oleh penjualan produk nikel Peningkatan pendapatan ANTM pada 1Q22 ditopang oleh penjualan nikel ore yang naik 70,9% YoY dan feronikel yang tumbuh 51,0% YoY. Penjualan produk nikel tersebut mengkompensasi penurunan penjualan emas 10,3% YoY pada 1Q22. Secara volume, penjualan produk feronikel naik 0,64% YoY pada 1Q22 menjadi 5.660 TNi dan produk nikel ore tumbuh 45,8% YoY menjadi 2,33 juta Wmt. Hal ini menjadikan, kontribusi produk nikel meningkat dari 23,7% pada 1Q21 menjadi 35,7% pada 1Q22. Sedangkan, kontribusi produk emas turun dari 71,5% pada 1Q21 menjadi 60,3% pada 1Q22. Adapun, penjualan emas pada 1Q22 turun 10,7% YoY pada 1Q22 menjadi Rp5,881 triliun. Penurunan penjualan emas juga seiring dengan volume penjualan emas yang turun 11,3% YoY menjadi 6.575 kg. Perluasan basis consumer domestic, produk emas dan naiknya ASP nikel Kami mengestimasikan pendapatan ANTM dapat tumbuh 9% YoY pada tahun ini, terutama ditopang oleh tumbuhnya penjualan produk nikel terutama seiring dengan perluasan industry nikel domestic dari bertumbuhnya fasilitas smelter, dan produk emas. Untuk produk emas, perluasan basis konsumen terutama domestic seiring dengan tren investasi yang meningkat, juga partnership yang dilakukan dengan e-commerce. Adapun, kami memperkirakan harga emas cenderung stabil mengingat kondisi geopolitik yang masih menantang terutama terkait perang Rusia-Ukraina. Sedangkan, kami memperkirakan kontribusi produk nikel pada akhir tahun dapat mencapai 50%, ditengah harga nikel yang masih kuat dan penjualan volume bijih nikel yang diperkirakan dapat mencapai 30% YoY, ditengah permintaan yang tinggi dan produksi yang tumbuh 10% YoY. Rekomendasi BUY ditengah outlook produk nikel yang cerah Kami merekomendasikan “BUY” untuk ANTM dengan target harga Rp3.030 per saham, yang merepresentasikan PE 2022E pada 14,81x. Performa tahun ini didukung oleh 1) permintaan ritel terhadap emas yang terus bertumbuh; 2) usaha ANTM untuk menemukan reserves emas untuk memperkuat portfolio; 3) pengembangan hilirisasi tambang terutama smelter mendorong permintaan nikel dan 4) neraca ANTM yang solid. Namun, kami mempertimbangkan resiko atas rekomendasi kami yakni 1) koreksi harga nikel dan emas di pasar global jika konflik bersenjata mereda; 2) pelemahan ekonomi global karena konflik berkepanjangan 3) pengetatan The Fed akan mendorong koreksi harga emas seiring penguatan dolar AS; dan 4)perubahan regulasi tambang pemerintah
Download