Back
KLBF - Kalbe Farma

CIMB (YU) - Pharmaceutical Sector Commentary - Recommend OVERWEIGHT Pharmaceutical Sector - Recommen

Selamat Datang Tempo r Pemegang saham Tempo Scan telah menjual 17% kepemilikan sahamnya melalui private placement, yang berpotensial dapat meningkatkan saham Tempo yang bebas mengambang (free float) menjadi 22,7%. Hal ini telah menjadikan Tempo sebagai alternatif investasi selain Kalbe dalam sektor ini. r Bisnis operasi Tempo Scan yang berawal dari obat-obatan dan manufaktur produk konsumen hingga distribusi merupakan sebuah bisnis yang sedikit menyerupai Kalbe. Namun, tidak seperti Kalbe, Tempo Scan memiliki gearing yang tidak biasanya rendah pada 4% gross dan Rp 1,75 triliun pada kas/investasi jangka pendek (39% dari aset perusahaan). Kalbe tetap menjadi pilihan CIMB (YU) dalam sektor farmasi. r Pemain lain dalam sektor PT Boga Mulia Nagadi, pemegang saham mayoritas pada Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC IJ), menjualkan 800 juta sahamnya atau 17,8% dari saham beredar Tempo dengan melalui private placement pada Rp 2.650/saham Jumat lalu, menurunkan kepemilikan dari 95,1% menjadi 77,3%. Hal ini telah menaikkan saham bebas mengambang (free float) yang sebelumnya hanya 4,9% menjadi 22,7%. Sebelumnya, volume rata-rata pedagangan mencapai 700.000 saham, atau kurang dari 0,02% dari saham beredar. r Sedikitnya masalah likuiditas Kurangnya likuiditas saham telah menjadi penghalang terbesar bagi investor, meski Tempo Scan memiliki fundamental yang solid dan industri yang atraktif. Sebagai akibatnya, Tempo telah diperdagangkan pada 24% diskon dibandingkan Kalbe dalam 3 tahun belakangan ini. Saat ini likuiditas telah mengalami penurunan dan YU mengharapkan penilaian ulang untuk Tempo sehingga dapat memperkecil gap dengan Kalbe. Manajemen sedang menargetkan pertumbuhan net profit sebesar 28%-30% tahun ini, dengan valuasi 18x CY12 P/E — menurut YU angka tersebut cukup ringan untuk sektor konsumen. r Sektor yang menarik YU tetap menyukai prospek pertumbuhan sektor farmasi, dengan mengetahui bahwa masih sedikitnya pembelanjaan kesehatan Indonesia sebesar 2,1% dari GDP —terendah di regional — sementara OTC dan konsumsi obat-obatan terus meningkat. Penerapan asuransi kesehatan nasional (BPJS) pada 14 Januari seharusnya dapat dijadikan sebagai suatu pendorong. Tetap OVERWEIGHT. r Rekomendasi : KLBF : Outperform, TP 4300 TSPC : Not rated

Related Research

Consumer
KLBF - Performa solid pada kuartal pertama tahun 2022
Winny Rahardja 10 May 2022 See Detail
Consumer
KLBF - Perbaikan ekonomi topang performa bisnis di masa depan
Winny Rahardja 08 April 2022 See Detail
Consumer
KLBF - Terus bertumbuh di kuartal II/2022
Winny Rahardja 05 August 2022 See Detail