Pendapatan ANTM akan tergerus akibat pembatasan ekspor mineral
Pendapatan Aneka Tambang (ANTM) selama tahun 2014 diproyeksikan akan tergerus sebanyak USD 350 juta – USD 400 juta akibat pembatasan ekspor mineral mentah yang mulai diterapkan pemerintah pada awal Januari 2014. Nilai ini mencapai 33,61% dari total pendapatan tahun 2013. Sekitar 35% dari total pendapatan tahun 2013 dihasilkan melalui mekanisme ekspor. Perseroan akan meningkatkan kapasitas produksi nikel dan menggunakan belt conveyor di areal pertambangan sebagai langkah efisiensi. Perseroan yakin dapat menekan biaya produksi sebanyak 15% - 20%. r Aneka Tambang (ANTM) memperoleh fasilitas kredit senilai USD 160 juta atau sekitar Rp 1,6 triliun dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank). Fasilitas kredit ini terbagi atas 2 tahap. Tahap pertama senilai USD 100 juta dan tahap kedua sebesar USD 60 juta. Fasilitas ini rencananya akan ditarik pada tahun 2014 untuk mendanai pembanguan proyek perluasan pabrik feronikel Pomalaa (P3FP) di Sulawesi Tenggara. Pada tahun 2014 perseroan akan mengucurkan dana sekitar USD 200 – USD 250 juta untuk proyek Pomalaa. Perseroan tengah mengkaji pendanaan lainnya guna mencukupi kebutuhan investasi pada tahun 2014. Perseroan juga masih mengkaji penerbitan obligasi sebagai instrumen pendanaan eksternal.