CTRA - Blessings from supportive policies
Laba bersih tumbuh 31,4% YoY pada 2021 menjadi Rp1,74 triliun Segmen pasar solid dan kepercayaan konsumen meningkat dukung performa Rekomendasi “BUY” dengan target harga Rp1.200 per saham Pertumbuhan pendapatan mendorong laba bersih Laba bersih CTRA tumbuh 31,4% YoY pada 2021 menjadi Rp1,74 triliun (+35,7% QoQ). Pendapatan CTRA naik 20,6% YoY pada 2021 menjadi Rp9,73 triliun (+17,2% QoQ). GPM CTRA turun dari 51,1% pada 2020 menjadi 49,7% pada 2021 ditengah kenaikan beban langsung 23,8% YoY. Kemudian, beban operasional CTRA naik terkendali 1,7% YoY pada 2021 ditengah kenaikan beban umum dan administrasi dari jasa profesional. Sehingga, margin operasional CTRA naik dari 32,8% pada 2020 menjadi 34,5% pada 2021. Kemudian, CTRA mencatatkan bagian hasil laba asosiasi Rp41,4 miliar pada 2021, dibandingkan bagian kerugian Rp3,53 miliar pada tahun sebelumnya. Dari neraca, net gearing membaik pada 0,14x pada 2021. Berkah dari kebijakan pemerintah yang suportif Kenaikan pendapatan CTRA pada 2021 disertai oleh pre-sales yang kuat pada 2021 yang meningkat 35% YoY mencapai Rp7,4 triliun ditengah peluncuran tiga proyek baru dan 14 cluster di proyek eksisting, juga adanya insentif PPnDTP yang berlangsung juga suku bunga yang rendah. Adapun, penjualan rumah residensial, ruko dan lahan naik 11,1% YoY pada 2021 menjadi Rp5,62 triliun. Tetapi, kontribusi segmen tersebut menurun dari 62,7% pada 2020 menjadi 57,8% pada 2021. Disusul, oleh penjualan dari segmen penjualan perkantoran 133,5% YoY pada 2021 menjadi Rp1,06 triliun, dengan kontribusi 10,9% dibandingkan dengan 5,7% pada 2020. Sementara itu, pendapatan dari recurring income ditopang dari rumah sakit yang naik 47,3% YoY pada 2021 yang didorong oleh kenaikan visit, disusul oleh segmen perhotelan yang naik 32,3% YoY pada 2021. Sedangkan, untuk segmen shopping center turun 15,6% YoY. Secara total, porsi recurring income CTRA mencapai 17,4% pada 2021, turun dibandingkan 18,3% pada 2020. Berkah dari perpanjangan insentif, normalisasi mobilitas Kami memperkirakan pertumbuhan pendapatan CTRA dapat mencapai 3% YoY pada tahun ini, ditengah pemulihan ekonomi nasional, peningkatan daya beli, perpanjangan insentif PPn Properti dan juga suku bunga yang relative rendah. Kami memperkirakan marketing sales CTRA dapat tumbuh 21% YoY menjadi Rp9 triliun, didukung oleh beberapa proyek di Medan, Jabodetabek, Surabaya dan Jawa Tengah. Juga, proyek yang diluncurkan pada 4Q21 yakni CitraLand Helvetia yang menjadi bagian dari Kota Deli Metropolitan yang berupa superblock. Adapun, kami memandang daya tarik CTRA dari porsi banyaknya landed house yang mencapai 80% terhadap marketing sales dan harga yang relative terjangkau bagi first home buyers. Namun, kami memandang adanya potensi PPn yang tidak diperpanjang, kenaikan suku bunga pada 2H22 dan juga penggunaan PBG sebagai pengganti IMB menjadi resiko bagi CTRA. Mempertahankan rekomendasi BUY ditengah ekspansi proyek baru Kami merekomendasikan “BUY” dengan target harga Rp990 per saham, yang merefleksikan PE 2022E pada 10,49x. Adapun, rekomendasi kami didasarkan pada 1) posisi likuiditas CTRA yang solid; 2) perolehan presales CTRA yang didominasi oleh property menengah, yang masih kuat permintaannya dan 3) suku bunga rendah dan stimulus pemerintah; 4) ekspansi property di kota besar dan 5) kesediaan land bank yang besar. Disisi lain, kami mencatat beberapa resiko atas rekomendasi kami yakni 1) daya beli konsumen yang lebih rendah dibandingkan proyeksi; 2) potensi kenaikan suku bunga pada 2H22; 3) stimulus pemerintah yang dihentikan karena tekanan fiscal dan 4) ketidakpastian dari adanya pengenaan PBG sebagai IMB.
Download