CTRA - Consumer optimism and supportive policies boost performance
Laba bersih tumbuh 72,9% YoY pada 1Q22 menjadi Rp420,7 miliar Kepercayaan konsumen yang meningkat dan suku bunga yang atraktif Rekomendasi “BUY” dengan target harga Rp1.070 per saham Bottom line membaik tetapi margin menurun Laba bersih CTRA meningkat 72,9% YoY pada 1Q22 menjadi Rp420,7 miliar. Kenaikan laba bersih tersebut ditopang utamanya dari penurunan beban keuangan 18,4% YoY pada 1Q22 menjadi Rp284,2 miliar, disamping pendapatan yang tumbuh 20,7% YoY pada 1Q22 menjadi Rp2,23 triliun. Tetapi, GPM turun dari 50,2% pada 1Q21 menjadi 48,8% pada 1Q22 ditengah kenaikan beban pokok 24,1% YoY. Kemudian, beban operasional naik 28,2% YoY pada 1Q22 menjadi Rp324,8 miliar dari beban umum & administrasi dari beban pegawai dan jasa profesional. Sehingga, margin operasional CTRA menurun dari 36,5% pada 1Q21 menjadi 32,3% pada 1Q22. CTRA membukukan penurunan pendapatan keuangan 6,1% YoY pada 1Q22 seiring dengan suku bunga yang relatif rendah. Dari segi neraca, net gearing CTRA membaik dengan 0,08x pada 1Q22. Kebijakan yang suportif mendorong performa presales Kenaikan pendapatan CTRA pada 2021 disertai oleh pre-sales yang kuat pada 1Q22 yang meningkat 20,5% YoY mencapai Rp1,9 triliun ditengah insentif PPnDTP yang berlangsung juga suku bunga yang rendah terutama di Jabodetabek, Sumatra dan Surabaya. Adapun, penjualan rumah residensial dan lahan naik 63,3% YoY pada 1Q22 menjadi Rp1,50 triliun. Tetapi, kontribusi segmen tersebut naik dari 49,8% pada 1Q21 menjadi 67,4% pada 1Q22. Disusul, oleh pendapatan dari hotel yang naik 84,2% YoY pada 1Q22 menjadi Rp87,72 miliar ditengah normalisasi mobilitas. Seiring dengan kenaikan presales, kontribusi pendapatan dari recurring income CTRA menurun dari 24,3% pada 1Q21 menjadi 19,7% pada 1Q22 karena penurunan pendapatan RS. Berkah dari kebijakan yang suportif dan perbaikan daya beli Kami memperkirakan pertumbuhan pendapatan CTRA dapat mencapai 9% YoY pada tahun ini, ditengah perbaikan ekonomi, perpanjangan insentif PPn Properti hingga 9M22 dan juga suku bunga yang relative rendah setidaknya hingga 1H22. Kami memperkirakan marketing sales CTRA dapat tumbuh 21% YoY menjadi Rp9 triliun, didukung oleh beberapa proyek di Medan dengan peluncuran proyek baru yang berpusat di Deli Megapolitan, Jabodetabek, Surabaya dan Jawa Tengah. Kami juga memandang positif akuisisi lahan MTLA sebesar 600 Ha akan berdampak positif terhadap performa jangka panjang dan jumlah landbank MTLA yang cukup baik. Selain itu, kami memandang normalisasi mobilitas dan daya beli dapat berpengaruh terhadap pendapatan dari hotel dan shopping center. Akan tetapi, kami melihat adanya potensi kenaikan suku bunga pada 2H22 ditengah pengetatan suku bunga juga penghentian insentif PPn dapat berpengaruh terhadap performa CTRA, mengingat 54% pemebelian menggunakan KPR. Mempertahankan rekomendasi BUY ditengah ekspansi proyek baru Kami merekomendasikan “BUY” dengan target harga Rp1.070 per saham, yang merefleksikan PE 2022E pada 8,63x. Adapun, rekomendasi kami didasarkan pada 1) posisi likuiditas CTRA yang solid; 2) perolehan presales CTRA yang didominasi oleh property menengah, yang masih kuat permintaannya dan 3) suku bunga rendah dan stimulus pemerintah; 4) ekspansi property di kota besar dan 5) kesediaan land bank yang besar. Disisi lain, kami mencatat beberapa resiko atas rekomendasi kami yakni 1) daya beli konsumen yang lebih rendah dibandingkan proyeksi; 2) potensi kenaikan suku bunga pada 2H22; 3) stimulus pemerintah yang dihentikan karena tekanan fiscal dan 4) ketidakpastian dari adanya pengenaan PBG sebagai IMB.
Download