SIDO - Capitalizing strong market position in herbal products
Laba bersih SIDO meningkat 9,7% YoY pada 1Q22 menjadi Rp295,0 miliar Fokus ekspansi pasar ekspor, rilis produk baru dan penjualan channel digital Rekomendasi “BUY” dengan target harga Rp1.155 per saham Pertumbuhan laba bersih melambat dan margin terkontraksi Laba bersih SIDO tumbuh 9,7% YoY pada 1Q22 menjadi Rp295,04 miliar (- 25,4% QoQ). Peningkatan laba ditopang oleh pendapatan yang bertumbuh 11,0% YoY pada 1Q22 menjadi Rp880,5 miliar (-29,3% QoQ). Tetapi, GPM terkontraksi dari 56,5% pada 1Q21 menjadi 54,7% pada 1Q22 ditengah kenaikan beban pokok yang lebih tinggi 15,4% YoY ditengah kenaikan material. Kemudian, beban operasional berhasil turun 2,0% YoY pada 1Q22 diakibatkan penurunan beban penjualan terutama dari penurunan beban iklan. Akan tetapi, margin operasional tetap relative stabil dari 40,0% pada 1Q21 menjadi 40,2% pada 1Q22. Kemudian, pendapatan keuangan turun 11,8% YoY pada 1Q22 seiring penurunan suku bunga. Di sisi lain, neraca sangat kuat dengan mempertahankan posisi net cash pada 1Q22. Segmen F&B terkontraksi ditengah kenaikan harga bahan pokok Pendapatan SIDO pada 1Q22 ditopang oleh segmen F&B yang tumbuh 19,9% YoY terutama dari pasar ekspor, yang diikuti oleh herbal yang meningkat tipis 4,6% YoY. Segmen F&B berkontribusi 35,1% pada 1Q22, meningkat dibandingkan dengan 32,5% pada 1Q21. Akan tetapi, margin segmen F&B berkurang dari 36,7% pada 1Q21 menjadi 33,4% pada 1Q22 karena adanya volatilitas harga material. Sedangkan, margin segmen Herbal meningkat dari 67,9% pada 1Q21 menjadi 68,4% pada 1Q22. Adapun, segmen Farmasi tumbuh 41,6% YoY pada 1Q22 tetapi hanya berkontribusi 4,9% terhadap pendapatan SIDO pada 1Q22. Margin segmen Farmasi tumbuh dari 32,1% pada 1Q21 menjadi 39,8% pada 1Q22. Kenaikan harga untuk produk F&B dapat memitigasi resiko inflasi Kami memperkirakan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih SIDO dapat bertumbuh sekitar 14% YoY pada 2022, yang utamanya masih ditopang oleh rencana kenaikan harga terutama untuk segmen F&B pada 2Q22, kenaikan penjualan dari pasar ekspor juga peluncuran produk baru seperti Teh Tolak Angin dan Galian Singset. Dengan adanya rencana kenaikan harga, kami memperkirakan margin produk F&B dapat bertahan pada diatas 35% pada 2022 ditengah kenaikan harga bahan mentah. Kemudian, SIDO juga akan meningkatkan distribusi via online, penetrasi ke pasar ekspor baru terutama negara ASEAN, Timur Tengah dan Afrika. Akan tetapi, kami menilai resiko akan datang dari kenaikan inflasi bahab mentah terutama terhadap produk F&B. Sedangkan, untuk margin produk Herbal akan cenderung stabil pada 2022. Sementara itu, inflasi yang lebih tinggi dari proyeksi dapat berdampak negative terhadap daya beli masyarakat. Rekomendasi BUY ditengah posisi pasar yang kuat untuk produk herbal Kami merekomendasikan “BUY” dengan target harga Rp1.155 per saham, yang merefleksikan valuasi PE 2022E yakni 19,74x. Adapun, rekomendasi kami telah memfaktorisasi 1) valuasi yang cukup rendah dibandingkan emiten farmasi lain; 2) pertumbuhan top dan bottom line yang relative stabil ditengah peningkatan daya beli, kebutuhan akan obat-obatan dan nutrisi dan perbaikan di pasar ekspor; 3) cost control yang cukup baik; 4) kondisi likuiditas yang baik dan neraca solid dengan net cash; 5) diversifikasi dan inovasi produk; dan 6) brand yang kuat. Namun, kami mencatat beberapa resiko atas rekomendasi kami yakni 1) daya beli yang lebih lemah akibat inflasi yang tinggi; 2) penambahan biaya bahan baku yang lebih besar dibandingkan estimasi karena konflik geopolitik.
Download