BMRI akan terbitkan obligasi berkelanjutan Rp 5 triliun, akan tingkatkan pendanaan selain simpanan 8%
Bank Mandiri (BMRI) akan meningkatkan porsi pendanaan selain simpanan sekitar 8% hingga tahun 2019 guna meminimalisir ketimpangan antara pembiayaan dan ketersedian dana jangka panjang. Upaya peningkatan porsi pendanaan tersebut, termasuk salah satu alasan perseroan merilis obligasi berkelanjutan I sebesar Rp 14 triliun hingga tahun 2018. Tahap pertama perseroan menerbitkan obligasi sebesar Rp 5 triliun. Surat utang tersebut akan menekan LFR (loan to funding ratio) 0,5%-0,7%. Sementara jika obligasi berkelanjutan I senilai Rp 14 triliun selesai diterbitkan tahun 2018, maka dapat menekan LFR sekitar 1%-1,2%. Saat ini rasio pendanaan selain simpanan berkisar 4%. Wholesale funding (rasio pendanaan selain simpanan) akan terus ditingkatkan hingga 8% di tahun 2019. Bank Mandiri (BMRI) akan menerbitkan obligasi berkelanjutan I tahap I dalam 3 seri, yaitu seri A bertenor 5 tahun dengan kisaran kupon 7,75%-8,25%, seri B bertenor 7 tahun berkisar 8,15%-8,65% dan seri C bertenor 10 tahun berkisar 8,40%-8,90%. Penerbitan obligasi memiliki target indikatif Rp 5 triliun sebagai bagian dari upaya diversifikasi dan perbaikan struktur pendanaan bank dalam jangka panjang. Namun secara keseluruhan rencana penerbitan obligasi ini sebesar Rp 14 triliun yang akan dilakukan dalam kurun waktu 2016-2018. Penerbitan obligasi tersebut dilakukan guna memenuhi kebutuhan pendanaan dalam mendukung ketersediaan infrastruktur nasional. Penerbitan obligasi berkelanjutan ini akan mendukung Bank Mandiri untuk dapat memberikan pembiayaan jangka panjang 5 - 10 tahun sesuai dengan kebutuhan pembiayaan infrastuktur dan perumahan yang lebih panjang. Sebagian dari hasil penerbitan obligasi tersebut juga akan digunakan untuk membiayai pembayaran obligasi subordinasi perseroan yang jatuh tempo pada 11 Desember 2016.