Laba BBNI per 2017FY naik 20,1% YoY
Bank Negara Indonesia (BBNI) membukukan laba bersih konsolidasi tahun 2017 sebesar Rp 13,62 triliun, tumbuh 20,1% YoY dibanding tahun 2016 sebesar Rp 11,34 triliun. Pertumbuhan laba bersih ditopang dari segmen business banking dan consumer banking dan perbaikan kualitas aset. BNI membukukan laba bersih lebih besar dari pada industri perbankan nasional yang hanya tumbuh 16,5%. Total penyaluran kredit BNI tecatat Rp 441,31 triliun atau tumbuh 12,2%. Sebanyak Rp 345,5 triliun atau 78,3% disalurkan ke segmen bisnis banking dan konsumer banking. Sisanya Rp 24,37 triliun atau 5,5% dari total kredit disalurkan melalui perusahaan anak. Rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) menjadi 2,3% dari tahun 2016 sebesar 3%. Cadangan kerugian penyusutan nilai (CKPN) terjaga dengan baik, tingkat coverage ratio naik menjadi 148% pada 2017 dari 146% pada 2016. Capital adequacy ratio (CAR) terjaga di level 18,5%. Pendapatan non bunga BNI tercatat Rp 9,78 triliun atau tumbuh 13,9% YoY dibandingkan tahun 2016 Rp 8,59 triliun. Pertumbuhan didukung oleh kenaikan pendapatan fee based income atau pendapatan non bunga dari transaksi trade finance dan remmitance. Jumlah aset BNI per 2017 tercatat Rp 709,33 triliun, tumbuh 17,6% dibandingkan tahun 2016 sebesar Rp 603,3 triliun. Pertumbuhan aset ini terutama ditopang oleh DPK yang mencapai Rp 516,1 triliun pada akhir tahun 2017, atau naik 18,5% dibanding tahun 2016.